Apa sih hidrosfer itu?
Siapanya hidrologi?
Keduanya saling berkaitan. Memiliki kata “hidro” yang artinya air, otomatis kedua bersinggungan dengan air. Ya, air yang tentunya ada di permukaan bumi. Kalau air di permukaan pipi, mungkin itu air mata yang menetes tanpa kamu sadari.
Hidrosfer itu sendiri merupakan lapisan air yang ada di permukaan bumi. Contohnya seperti laut, sungai, air tanah, dan uap air yang ada di udara. Nah, keberadaan air di permukaan bumi ini sangat berkaitan dengan siklus air atau yang dinamakan dengan siklus hidrologi.
Benar. Ada 4 yakni evaporasi, transpirasi, kondensasi, dan presipitasi. Terasi dan imunisasi nggak termasuk siklus hidrologi ya.
Permulaan siklus hidrologi itu ditandai dengan menguapnya air di seluruh permukaan bumi. Baik yang ada di laut, sungai, dan danau. Nah, inilah yang disebut dengan evaporasi. Oh iya, proses penguapan ini dibantu oleh sinar matahari ya.
Nggak cuma air di permukaan bumi saja yang menguap, tumbuhan pun juga ikut melakukan penguapan ke udara. Penguapan yang dilakukan oleh tumbuhan ini yang dinamakan dengan transpirasi.
Setelah uap-uap air yang berada di angkasa, kemudian mengembun. Proses pengembunan yang membentuk awan inilah yang disebut dengan kondensasi. Semakin banyak uap air yang terkumpul, maka semakin banyak awan yang terbentuk
Awan-awan itu bergerak sesuai dengan hembusan angin. Makanya jangan heran jika di daerah kamu turun hujan, tapi di rumah saudara kamu yang berbeda provinsi tidak mengalami hujan.
“Eh, awan emang berhubungan dengan hujan?”
Nggak cuma kopi dan senja aja yang berhubungan dengan hujan. Awan pun berhubungan dengan hujan.
Nah, awan yang sudah tidak bisa menampung uap air itulah yang menjadi rintik-rintik hujan. Simpelnya begini deh, kalau kamu lihat awan mendung yang udah gelap banget (pokoknya ngerasa tinggal numpahin air aja deh dari atas), itu tandanya si awan dah mulai jenuh gara-gara nggak bisa nampung uap air lagi. Oleh karena itu, Uap air yang jatuh ke permukaan bumi inilah yang disebut dengan presipitasi.
Siklus ini berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Dengan adanya siklus ini, ketersediaan air di bumi akan tetap terjaga. Nggak hanya di laut dan sungai saja cadangan air di permukaan bumi. Salju dan es yang berada di gunung-gunung pun juga turut memberikan sumbangsih bagi ketersediaan air di bumi.
Apa sih yang dimaksud dengan litosfer?
Litosfer itu dapat diartikan sebagai lapisan batuan yang ada di bumi. Mudahnya bisa dipahami bagian padat dari bumi. Litosfer sendiri terdiri dari kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi. Perlu kamu ketahui nih Squad, lapisan-lapisan litosfer itu saling menyatu dan dipisahkan oleh hidrosfer.
Eitss...bukan berarti si hidrosfer ini jahat lho ya.
Hidrosfer memisahkan antara lapisan litosfer yang satu dengan yang lain yang mengakitbatkan adanya material panas yang membuat permukaan di tiap bagian litosfer itu berbeda-beda. Adanya perbedaan permukaan dari tiap lempengan di litosfer itu terbagi menjadi dalam dua teori yang bisa kamu pelajari
Kita bahas satu per satu ya teorinya.
Pertama, Teori Tektonik Lempeng
Alfred Wegener, seorang meteorolog asal Jerman mengatakan bahwa teori tektonik lempeng menganut bahwa di zaman dahulu, semua benua di bumi ini menyatu dan membentuk dataran yang luas. Sebutannya Pangea. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, Pangea mulai terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan. Sayangnya, teori ini tidak didukung penjelasan bagaimana cara Pangea itu saling menjauh.
Pokoknya udah pisah gitu aja ngga ada penjelasan lebih lanjut.
Kedua, Teori Gempa Bumi dan Gunung Berapi
Gempa bumi sendiri diartikan getaran yang merambat melalui material bumi. Ini disebabkan energi dari pergerakan lempeng yang ada di dalam bumi. Semakin besar energinya maka getarannya semakin terasa. Gempat bumi melepaskan gelombang seismik yang merambat sepanjang permukaan bumi. Yaps...jadi di tiap permukaan bumi yang kamu pijak ini terdapat gelombang seismik.
Ketika gempa terjadi di dasar laut, maka gerakan antarlempeng tersebut akan mendoriong air laut untuk naik ke permukaan dan menimbulkan gelombang yang sangat besar. Inilah yang disebut dengan tsunami.
Selain gempa bumi, ada juga teori tentang gunung berapi Squad. Beberapa gunung berapi yang ada sekarang ini terbentuk karena tabrakan antara 2 lempeng. Jika lempeng satu punya massa jenis yang lebih besar, akan menekuk ke bawah lempeng yang lain karena punya massa jenis yang lebih kecil. Nah, ketika lempeng yang menekuk di bawah lempeng lainnya inilah yang akan menjadi magma.
Berita menariknya nih, Indonesia itu kan negara dengan pertemuan lempeng yang begitu banyak. Jadi, jangan heran kalau di Indonesia banyak gunung berapinya. Salah satu rangkaian gunung api yang dikenal banyak orang ialah cincin api pasifik (ring of fire).
Selain peristiwa meletusnya gunung Krakatau (1883) dan tsunami Aceh (2004) masih banyak gejala alam yang diakibatkan adanya cincin api pasifik. Diantaranya:
1. Erupsi Gunung Tambora di Indonesia tahun 1815
2. Erupsi Gunung Ruiz di Kolombia tahun 1985
3. Erupsi Gunung Pinatubo di Filipina tahun 1991
4. Gempa bumi di Chile tahun 1960
5. Gempa bumi di Alaska tahun 1964
6. Gempa bumi di Jepang tahun 2011
Sumber: https://blog.ruangguru.com